Transmetronewsjabar.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim hampir seluruh komoditas pangan berada pada titik stabil dan terjaga pada awal Juni 2024. Dia mengklaim tak ada komoditas yang secara tiba-tiba atau anomali mengalami peningkatan tak wajar.
Meski demikian, dia tak menampik pemerintah masih mengalami kesulitan untuk menurunkan harga eceran tertinggi (HET) pada komoditas beras atau HET beras, baik premium atau pun medium. Hal ini merujuk pada keputusan pemerintah yang kembali memperpanjang penetapan HET beras dengan nilai tinggi untuk ketiga kalinya.
Baca Juga : Pekerja Yang Menolak Program TAPERA, Begini Sanksinya
Hal ini dilakukan meski pemerintah mengklaim ada banyak panen raya yang berhasil. Selain itu, Jokowi sendiri mengakui cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
"Biasanya stok bulog nasional itu hanya 900 ribu hingga 1,2 juta ton. Namun, per hari ini, stok di Bulog sudah 1,8 juta ton. Tersebar di seluruh gudang Bulog," kata Jokowi dikutip dari laman Sekretariat Presiden, Sabtu (1/6/2024).Baca Juga : BPK Temukan 124.960 Pensiunan Belum Terima Dana Tapera Rp 567,5 Miliar di 2021, Begini Penjabarannya
Menurut dia, surplusnya cadangan beras tak serta merta memudahkan pemerintah menurunkan HET. Hal ini merujuk pada kondisi ekonomi dan biaya produksi beras yang juga masih tinggi.
Para petani, kata Jokowi, masih memiliki biaya produksi yang tinggi karena naiknya harga sewa lahan, pembelian pupuk, pembelian bibit, hingga upah tenaga kerja. Pemerintah tak bisa menurunkan HET agar petani juga masih memiliki margin atau keuntungan dalam produksi beras.
"Mencari titik seimbang, petani senang, masyarakat senang, ini yang tak mudah," kata Jokowi.
Reporter : Surya Wijaya
Redaktur : Arief.S